Pelaksanaan Sistem Code Blue di RSA UGM dan Dampaknya Terhadap Pembiayaan
Abstract
Latar Belakang: Code blue adalah sistem manajemen darurat yang dibentuk untuk kasus-kasus yang membutuhkan intervensi medis darurat, baik itu pasien, kerabat/keluarga pasien, maupun staf rumah sakit. Selama ini belum ada evaluasi pelaksanaan panggilan code blue terhadap outcome pasien (survival rate) dan pembiayaan pasien di Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada (RSA UGM).
Tujuan: Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan code blue di RSA UGM terhadap outcome pasien yang mendapat pelayanan tersebut serta efisiensi pembiayaan rumah sakit dengan ketepatan pelaksanaan sistem code blue.
Metode: Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif. Peneliti mengambil data dengan metode total sampling. Data diperoleh dari lembar code blue dan rekam medis pasien yang memperoleh tindakan code blue pada periode Januari–Desember 2018. Data dikumpulkan, ditelaah, dan disajikan dalam bentuk tabel sebagai gambaran pelaksaanaan sistem code blue. Peneliti melakukan simulasi diagnosis (diagnosis penelitian) dengan melengkapi diagnosis cardiac arrest dan respiratory arrest ke dalam sistem Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan secara offline. Hasil simulasi kemudian dibandingkan antara klaim BPJS Kesehatan yang sudah ada.
Hasil: Dari total 86 pasien yang dilakukan panggilan code blue di RSA UGM, diperoleh 36% pasien mampu dicegah kegawatannya dan dikembalikan sirkulasi darahnya, hal ini melebihi konsensus American Heart Assosiation (AHA) sebesar 18%. Dari data diperoleh bahwa dari pasien yang mendapatkan pelayanan tim code blue, didapatkan bahwa 100% pasien tidak tertulis diagnosis cardiac arrest (I46.9) atau respiratory arrest (R09.2) sebagai landasan diagnosis diaktifkannya tim code blue. Terdapat efisiensi klaim pembiayaan pada beberapa pasien yang mengalami perbaikan setelah dilakukan simulasi diagnosis dengan ditambahkan diagnosis cardiac arrest (I46.9) dan atau respiratory arrest (R09.2).
Kesimpulan: Tim code blue RSA UGM mampu mencegah kegawatan dan mampu mengembalikan sirkulasi darah pasien secara spontan sudah melebihi konsensus AHA. Kesuksesan penanganan tim code blue dalam menangani pasien henti jantung dan henti nafas mampu meningkatkan efektifitas pembiayaan terutama pasien dengan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan disertai kelengkapan rekam medis sesuai dengan diagnosis.
Downloads
Copyright (c) 2021 Ratna Dewi Puspita, RM. Agit Seno Adisetiadi, Purwadi Sujalmo, Renni Pusposari
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License
Copyright Notice
An author who publishes in The Journal of Hospital Accreditation agrees to the following terms:
- Author retains the copyright and grants the journal the right of first publication of the work simultaneously licensed under the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal
- Author is able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book) with the acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Author is permitted and encouraged to post his/her work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of the published work (See The Effect of Open Access).
Read more about the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 Licence here: https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/.