Peran SNARS dalam Perubahan Perilaku Kebersihan Tangan pada Profesional Kesehatan

  • Andaru Dahesih Dewi RSUP Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada
  • Iwan Dwiprahasto Departemen Farmakologi dan Terapi, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada
  • Supra Wimbarti Fakultas Psikologi, Universitas Gadjah Mada
  • Budi Mulyono RSUP Dr. Sardjito, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada
Keywords: Cuci tangan, SNARS, Manajemen perubahan perilaku profesional, Re-freeze

Abstract

Latar Belakang: Kebersihan tangan adalah kunci keselamatan pasien, menjadi standar akreditasi RS sejak tahun 2012, namun
implementasinya masih fluktuatif. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi faktor dan peran Standar Nasional Akreditasi RS (SNARS) dalam perubahan perilaku kebersihan tangan.

Tujuan: (1) Mengeksplorasi komponen perubahan perilaku yang mempengaruhi kepatuhan petugas dalam praktik kebersihan
tangan; (2) Menyempurnakan metode edukasi, mentoring dan dukungan teknis lingkungan sesuai hasil eksplorasi; dan (3) Mengukur perubahan ketepatan praktik kebersihan tangan setelah intervensi.

Metode: Penelitian dilakukan di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta Juni 2014–April 2016. Dilakukan 22 wawancara mendalam dan 9
diskusi kelompok terfokus dilakukan terhadap staf, dipilih judgemental sampai mencapai saturasi data. Kuesioner yang
mengeksplorasi tingkat pengetahuan dan persepsi praktik kebersihan tangan diisi seluruh petugas di ruang rawat intensif dan bedah (n 186), dianalisis dengan chi-square. Hasil digunakan untuk menyesuaikan metode reedukasi. Ketepatan-konsistensi praktik sesuai kategori petugas di ruang observasi diukur dan dianalisis time series.

Hasil: Persepsi positif praktik tidak dipengaruhi karakteristik demografik. Manajemen perubahan perilaku selanjutnya disesuaikan
konsep mindfulness mengikuti ‘Pendekatan Lewin, unfreeze–change–refreeze’. Kampanye kreatif dan partisipasi aktif ditujukan
mencairkan cara pikir lama. Reedukasi ditujukan membangun kesadaran dan motivasi bertindak individual/kelompok, melibatkan
pimpinan sebagai role model. Perubahan dipertahankan dengan sistem audit yang ditautkan ke sistem pembinaan SDM dan evaluasi SNARS diposisikan sebagai tantangan eksternal untuk refreeze perubahan menjadi budaya. Analisis time series ketepatan dan konsistensi praktik menunjukkan trend sistematik meningkat (dari 60-70% menjadi 85-90%) dengan indikasi adanya periode postevent exhausted. Intensitas, lama paparan edukasi, mentoring, kreativitas promotif, kekerapan booster disesuaikan dengan pola setempat, mengedepankan bukti lokal.

Kesimpulan: Pendekatan mindfulness berbasis data lokal bermanfaat membangun budaya kebersihan tangan. Instrumen SNARS
berperan dalam refreeze proses perubahan perilaku profesional petugas. Indikator luaran yang peka mengidentifikasi  ketidakpatuhan perlu dieksplorasi lebih lanjut.

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2019-07-31