Modifikasi Manajemen Risiko Jatuh Pada Pasien Rawat Inap Psikogeriatri RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang

  • Yuniar Sunarko Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wedidiningrat
  • Muhammad Zamroni Program Studi MMRS Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
  • Diah Ayu Kusumawardani Program Studi MMRS Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
  • Jennyla Puspitaning Ayu Program Studi MMRS Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
  • Mariani Indahri Program Studi MMRS Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
  • Etha Riska Amalia Program Studi MMRS Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
Keywords: Manajemen risiko jatuh, Peningkatan mutu berkelanjutan, Patient centered care, Psikogeriatri, Rawat inap

Abstract

Masalah Mutu: Jatuh adalah insiden keselamatan pasien yang sangat menonjol pada populasi pasien berusia lanjut dengan masalah psikogeriatrik di rumah sakit, sehingga manajemen risikonya tidak dapat disamakan dengan populasi umum. Berbagai karakteristik yang melekat pada populasi ini menyebabkan para Profesi Pemberi Asuhan (PPA) harus melakukan pengamatan yang seksama, merencanakan, implementasi, hingga mengevaluasi secara terus menerus. Pedoman Manajemen Risiko Jatuh yang ada di RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang (RSJRW) belum dapat mengakomodasi seluruh kebutuhan di atas.

Pilihan Solusi: Implementasi peningkatan mutu berkelanjutan dan konsep patient-centered care dalam manajemen risiko jatuh sehingga sesuai bagi populasi pasien psikogeriatrik di RSJRW.

Implementasi: Tim Pengembang Layanan Psikogeriatri bekerjasama dengan Komite Mutu dan Keselamatan Pasien melakukan modifikasi sebagai translasi hasil pengamatan dalam implementasi asesmen, reasesmen, penggunaan penanda risiko, integrasi proses asuhan, pendokumentasian, dan tindak lanjut pelaporan insiden yang berkaitan dengan risiko jatuh pada pasien rawat inap psikogeriatri di RSJRW.

Evaluasi dan Pembelajaran: Proses yang melibatkan PPA multidisipliner ini berhasil menurunkan angka kejadian pasien jatuh dari 1,5% (2016) menjadi 0,8% (2017), dan 0% (2018). Komunikasi efektif dan komitmen semua pihak mendasari semua proses pembelajaran berkelanjutan ini, sementara pendokumentasian menggunakan sistem informasi teknologi menjadi katalisator perubahan-perubahan yang terjadi.

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2019-07-31